7 Genre Games yang Dulu Dicintai Gamer Namun Kini Mati Suri
Video game tentunya sudah berkembang hingga memiliki banyak genre sejak awal berkembang. Terlebih lagi dengan munculnya berbagai genre baru, yang beberapa diantaranya merupakan gabungan dari beberapa genre. Namun ketika ada yang naik hingga populer seperti genre FPS, MOBA, dan battle-royale. Ada pula genre-genre yang turun dan bahkan seakan menghilang dari peredaran.
Dan berikut adalah 7 genre game yang kini kurang diminati oleh banyak gamer hingga game-game dari genre ini seakan-akan menghilang. Meskipun mungkin genre ini bertransformasi, bergabung, ataupun berubah menjadi genre lainnya.
Daftar isi
Point and Click
Contoh Game: Monkey Island, Grim Fandango, Syberia
Kami yakin beberapa dari yang membaca ini akan merasa asing dengan genre pembuka ini. Point and Click sendiri merupakan genre yang populer di masa-masa awal video game karena memang keterbatasan kemampuan untuk mengolah input sehingga mekanisme gamenya sendiri disederhanakan hanya dengan mengeksekusi satu poin action/keputusan.
Sebenarnya mekanisme ini masih ada dan masih banyak digunakan di game modern. Namun karena teknologi yang sudah semakin maju, genre point and click ini melebur menjadi bagian dari game-game lain sebut saja Machinarium, Life is Strange, game-game telltale seperti The Walking Dead, serta game-game milik Quantic Dream seperti Heavy Rain.
Namun untuk mencari game yang benar-benar menggunakan genre ini secara penuh sepertinya sudah tidak ada.
Rail Shooter
Contoh Game: Virtua Cop, The House of The Dead, Time Crysis
Bila kalian ingin melihat bagaimana genre shooter dan FPS sebelum secanggih ini maka kamu bisa melihat ke genre rail shooter. Seperti namanya, game ini memiliki “rel” yang akan mengarahkan karaktermu dari satu lokasi ke lokasi lain sesuai dengan skrip dari gamenya. Dan sebagai gantinya kamu memiliki kebebasan untuk membidik musuhmu dengan lebih leluasa.
Sama seperti point and click, genre rail shooter sendiri menghilang karena kemajuan teknologi dan genre shooter pun sudah jauh berkembang dimana kini kelihatannya para pemain lebih memilih untuk bisa bergerak leluasa sesuai keinginannya ketimbang mengikuti apa yang game persiapkan.
Genre game ini sendiri juga lebih cocok untuk mesin arcade ketimbang mesin game rumahan seperti PC, konsol, atau bahkan mobile. Sehingga bila ingin memainkannya kemungkinan besar kamu masih bisa menemukannya di pusat arcade game.
Real Time Strategy (RTS)
Contoh Game: Warcraft, Command and Conquer, Starcraft
Bisa dibilang, genre RTS ini merupakan cikal bakal dari game MOBA yang masih populer hingga sekarang. Namun bedanya RTS dulunya jauh lebih kompleks ketimbang MOBA yang kini lebih berfokus kepada hero utama yang kamu kendalikan saja. Namun mungkin itulah yang membuat banyak gamer beralih ke MOBA.
RTS sendiri bisa dibilang sebagai genre yang kompleks dengan banyak parameter serta mekanisme yang harus dimainkan, sedangkan MOBA lebih ke arah aksi meskipun masih tetap memiliki aspek strategi. Terlebih biaya pengembangan untuk sebuah game RTS yang kompleks membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga dengan kepopuleran yang terus menurun minat para pengembang pun juga ikut menurun.
Sebenarnya beberapa tahun ini game-game RTS coba ditawarkan lagi lewat judul-judul lama seperti Age of Empires II: Definitive Edition, Warcraft III: Reforged, dan juga Command & Conquer: Remastered Collection.
Extreme Sport
Contoh Game: Tony Hawk Pro Skater, SSX
Awal tahun 2000 merupakan masa keemasan naiknya olahraga ekstrim atau extreme sport. Peralihan dari sebuah “olahraga jalanan” yang kemudian menjadi mainstream dan mendunia. Hal tersebut juga berdampak ke video game dimana banyak pengembang dan publisher yang berusaha untuk membuat game ekstrem unik mereka masing-masing.
Namun memasuki 2010 ke atas, popularitas olahraga ekstrim ini mulai menurun dan tentunya berimbas pula kepada game-game yang juga ikut berkurang jauh. Beberapa usaha pun sebenarnya sudah dicoba seperti seri Tony Hawk yang sempat menghadirkan Pro Skater HD di 2012 serta Ubisoft yang membuat Steep di 2016 namun masih gagal.
Dan di tahun ini pun beberapa game mencoba kembali untuk menghidupkan genre ini seperti Tony Hawk yang akan mengeluarkan kembali Pro Skater 1+2 serta ada pula Rolling Champion milik Ubisoft yang masih belum dipastikan kapan akan dirilis.
Music dan Rhythm Game
Contoh: Dance Dance Revolution, Guitar Hero, Patapon
Musik dan video game mungkin menjadi bagian yang tidak pernah terpisahkan. Namun sedikit berbeda untuk game-game bergenre musik yang kelihatannya kini tengah tenggelam. Bagaimana tidak, genre ini terbilang revolusioner dan populer dengan cepat lewat Guitar Hero. Namun sayangnya genre ini sendiri di-milking habis-habisan oleh Activision yang membuat para gamer sendiri akhirnya bosan.
Apalagi game-game dalam genre ini biasanya membutuhkan ‘biaya lebih’ untuk memainkannya karena kontrolernya yang berbeda dan tidak dapat dimainkan dengan kontroler biasa. Hal serupa juga terjadi dengan genre music dance yang sangat populer di kalangan para cewek. Namun game-game ini sendiri lebih cocok sebagai game arcade dan terlalu mahal untuk menjadi sebuah game rumahan.
Sebenarnya game sejenis ini sendiri masih bisa bertahan di bawah radar lewat platform mobile seperti Tap Tap dan juga Cytus. Virtual Reality juga memiliki potensi untuk kembali menghidupkan genre ini lewat game seperti Beat Saber, namun kembali lagi bahwa kebutuhan perangkat khusus kelihatannya menjadi hambatan untuk genre ini kembali jadi mainstream.
Arcade / Combat Vehicle
Contoh: Nascar Rumble, Twisted Metal, Burnout Paradise
Genre racing/vehicle kelihatannya menjadi salah satu genre yang paling stagnan sekaligus paling mengecil untuk variasinya. Bagaimana tidak, game racing yang disukai saat ini hanya terbagi 2 yaitu racing simulasi dan arcade dengan mobil asli. Salah satu game genre kendaraan di luar balap yang mampu bertahan hanyalah Rocket League. Bonus untuk Mario Kart yang masih memiliki fans tetap di Nintendo.
Padahal di masa lalu, game bergenre kendaraan ini punya banyak variasi dan juga imajinatif. Sebut saja seperti Nascar Rumble yang akan memberikanmu segudang pilihan mobil serta power up. Ada juga Split Second yang bahkan lebih gila karena kamu bahkan memiliki kekuatan untuk memanipulasi track balap yang ada untuk keuntunganmu. Sedangkan vehicular combat ala Twisted Metal dan Vigilante bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan sekuel modernnya.
Namun hal tersebut sendiri terjadi karena fans untuk genre ini benar-benar sangat minim diluar genre simulasi dan arcade racing. Beberapa kali usaha untuk mengisi genre ini pun gagal total dan berada di bawah radar sebut saja seperti Danger Zone, dan juga Onrush. Kelihatannya sangat sulit untuk membuat para fans menyukai mobil kecuali untuk transportasi di dalam game.
Party Games
Contoh Game: Bishi Bashi Special, Game Party, 1-2 Switch
Untuk kalian yang sempat memainkan game legendaris Bishi Bashi Special tentunya paham bagaimana serunya game tersebut. Bagaimana tidak, game tersebut berisi berbagai macam mini-games, bisa dimainkan satu orang atau bahkan banyak orang, dan tentunya bisa dimainkan secara offline bersama-sama. Namun itu semua karena era Playstation 1 merupakan lompatan dari konsol arcade ke konsol rumahan, dan banyak developer kala itu ingin agar banyak orang dapat memainkan game bersama-sama
Dengan bergesernya kebiasaan para gamer yang kini lebih cenderung bermain sendiri dari tempat masing-masing, dengan konsol atau perangkat masing-masing akhirnya membuat game-game seperti ini sudah tidak relevan. Kehadiran smartphone juga memberi banyak pengaruh bagaimana gamer kini bermain multiplayer. Yang akhirnya meskipun mereka bermain di satu tempat, interaksi yang terjadi sudah berbeda.
Nintendo pun sebenarnya mencoba menghidupkan genre ini di konsol Switch mereka lewat game 1-2 Switch. Namun sayangnya game ini terlalu dangkal, dan dengan pilihan game yang dianggap fans kurang seru untuk dimainkan bersama-sama membuat game ini seakan hanya menjadi game tech demo.
VERDICT
Dan dengan semua penjelasan genre di atas kelihatannya bisa diambil kesimpulan bahwa perubahan kebiasaan serta minat para pemain merupakan alasan utama mengapa game-game dengan genre di atas semakin tenggelam dan kalah telak dengan genre-genre yang memang didorong untuk menjadi mainstream.
Namun beberapa dari genre itu sendiri sebenarnya tidak benar-benar hilang, hanya saja mereka melebur, berubah, atau bahkan memang tengah turun. Dan baik publisher dan para pengembang pun pastinya akan mempertimbangkan untuk kembali mengangkat genre-genre lama bila mereka merasa game-game yang ada sekarang sudah stuck.