All England 2024 Jadi Ajang Penebusan Tim Indonesia
Tim bulutangkis Indonesia belum juga meraih gelar dalam tur Eropa yang berlangsung sejak akhir Februari lalu. All England 2024 bisa jadi ajang penebusan.
Tur Eropa sudah dimulai sejak German Open 2024 dan dilanjutkan French Open 2024. Dari dua turnamen tersebut, tak satu pun wakil Indonesia yang meraih gelar juara.
Pada dua turnamen tersebut, pencapaian terbaik pebulutangkis Merah Putih cuma sampai babak semifinal. Itu pun masing-masing hanya meloloskan satu wakil saja yakni Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati di German Open dan Chico Aura Dwi Wardoyo di French Open.
Baca juga: French Open 2024: Bulutangkis Indonesia Lagi-Lagi 0 Gelar |
Padahal ekspetasi tinggi mengiringi para pemain. Apalagi turnamen-turnamen tersebut masuk dalam perebutan poin menuju Olimpiade 2024.
Kini dengan dua rentetan kegagalan itu, Jonatan Christie dkk diharapkan dapat menebusnya di All England yang akan berlangsung di Birmingham, serta Orleans Masters 2024 di Orleans, Prancis.
Kebetulan keduanya sama-sama berlangsung 12-17 Maret ini sehingga Indonesia sedikit membagi kekuatannya terutama sektor ganda campuran. Rehan/Lisa tampil di All England bersama pasangan nonpelatnas Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, sedangkan Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari turun di Orleans.
“Dengan waktu yang sempit menuju All England, saya harap semua bisa memperbaiki penampilannya,” ucap Kabid Binpres PBSI Ricky Soebagdja dalam kutipan cepatnya melalui PBSI.
Baca juga: Tekad Chico Menjadikan Hasil French Open 2024 sebagai Awal Kebangkitan |
Bagaimanapun, Ricky sempat kecewa dengan perfoma para atletnya yang dinilai kurang daya juang saat di lapangan. Padahal, upaya-upaya untuk memperkecil kekurangan telah dilakukan. Salah satunya mengirim para atlet lebih awal ke Prancis untuk training camp selama beberapa hari.
Sementara itu, Dejan/Glo mengaku absennya Rinov/Phita di All England cukup menguntungkan mereka.
“Tanpa dipungkiri, ya iya lah (menguntungkan). Maksudnya kan mereka di atas kita (race to Paris), apalagi itu Super 1000, ya siapa tahu. Siapa tahu doain saya,” kata Dejan kepada pewarta saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
“Tapi saya yakin sih kalau Olimpiade itu rejeki. Mungkin kalau bukan saya atau orang lain, mungkin usaha dia lebih dari saya. Atau kalau siapa tau saya yang diberi rezekinya, ya mungkin memang harus buat saya,” ucap Dejan.
Baca juga: Jonatan Christie Bikin Heran: Bagus Banget di Latihan, Buruk di Turnamen |